Rabu, 13 November 2013

Kalimat Efektif

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kalimat Efektif
2.1.1 Pengertian Kalimat Efektif
1.      Menurut Zaenal Arifin, dkk., (2010:97)
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis.
2.      Menurut Yeti Mulyati, dkk., (2009:7.6)
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan informasi dari penulis kepada pembaca secara tepat, sehingga pembaca bisa memahami informasi yang tersaji dalam kalimat itu secara tepat pula.
3.      Menurut Wahyu Wibowo, (2007:93)
Kalimat efektif adalah kalimat yang tersusun secara baik, benar, segar, jelas, bening, dan tidak berpeluang memunculkan ingar (noise).
4.      http://readone82.blogdetik.com/2009/08/26/kalimat-efektif/
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis serta dapat diterima maksudnya/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.

2.1.2 Ciri-ciri Kalimat Efektif (kehematan, kecermatan, dan keparelaan)
1.      Kehematan
Kehematan adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu (Zaenal, 2010:101). Yeti (2009:7.9) berpendapat kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam pemakaian kata, frase, atau bentuk lainya yang dianggap tidak diperlukan baik yang berkaitan dengan aspek gramatikal bahasa maupun aspek makna. Unsur-unsur yang harus diperhatikan dalam memenuhi prinsip kehematan adalah hal-hal berikut.
a.       Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh:
1)      Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
2)      Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden datang.
3)      Gadis itu segera berlari setelah ia mengetahui bahasanya mengancamnya.
Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut
1)      Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
2)      Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa Presiden datang.
3)      Gadis itu segera berlari setelah mengetahui bahasaya mengancamnya.
b.      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menhindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
Contoh:
1)      Ia memakai baju warna merah.
2)      Ia pergi hari kamis kemarin.
3)      Adik lahir pada Bulan Maret 1990.
Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut
1)      Ia memakai baju merah.
2)      Ia pergi kamis kemarin.
3)      Adik lahir pada Maret 1990.
c.       Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh:
1)      Dia hanya membawa badanya saja.
2)      Sejak dari pagi dia bermenung.
3)      Demi untuk kampusku tercinta.

Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut
1)      Dia hanya membawa badanya.
2)      Sejak pagi dia bermenung.
3)      Demi kampusku tercinta.
d.      Pengehamatan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Bentuk Tidak Baku                                   Bentuk Baku
Para tamu-tamu                                         para tamu
Beberapa orang-orang                               beberapa orang
Para hadirin                                               hadirin

2.      Kecermatan
Menurut Siti (2007:27) kecermatan artinya kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata. Wibowo (2007:101) berpendapat kecermatan yakni cermat menggunakan kata-kata dalam kalimat, sehingga kalimat tersebut tidak ambigu (menimbulkan tafsiran ganda). Perhatikan kalimat berikut.
1)         Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
2)         Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
3)         Istri kepala bagian kredit Bank BNI yang baru itu belum lama ini menerima penghargaan dari pemerintah.
Kalimat di atas dapat diubah menjadi
1)      Mahasiswa yang terkenal itu menerima hadiah.
2)      Dia menerima uang sebanyak seratus ribu rupiah.
3)      Istri baru kepala bagian kredit Bank BNI yang itu belum lama ini menerima penghargaan dari pemerintah.
Hal itu disebabkan, pada kalimat (1) siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguruan tinggi), (2) berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah, (3) siapa yang baru, istri atau Bank BNI.


3.      Keparelaan atau Kesejajaran
Menurut Zaenal (2010:99) keparelaan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Siti (2007:24) berpendapat keperelaan atau kesejajaran adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Jika suatu ungkapan dinyatakan dalam bentuk kata kerja (“me-kan” atau “di-kan”), umpamanya, ungkapan berikutnya yang sederajat harus dinyatakan dalam bentuk kata kerja. Begitu pula, andai suatu bentuk dinyatakan dalam kata benda “pe-an” atau “ke-an”), bentuk berikutnya juga  harus dinyatakan dalam kata benda.
Contoh:
1)      Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
2)      Kakakmu menjadi dosen atau sebagai pengusaha.
3)      Demikian agar ibu maklum, dan atas perhatianya saya ucapkan terima kasih.
Perbaikan kalimat di atas adalah sebagai berikut
1)      Harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes.
2)      Kakakmu menjadi dosen atau menjadi pengusaha.
3)      Demikian agar Ibu maklum, dan atas perhatian Ibu, saya ucapkan terima kasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar