Nama :
Rachmat Utomo
Nim :
095200138
Kelas/Angkatan :
E/2009
Mata Kuliah :
Kritik dan Esai Sastra
Dosen :
DR. M. Shoim Anwar, M.Pd.
Perempuan
Nakal Si Santi
Kritik
Cerpen
merupakan simbol sebagain tiruan alam yang tercipta dalam benak imaji setiap
manusia. Seperti dalam antologi cerpen Asap Rokok di Jilbab Santi karya Soim
Anwar. Judul utama diambil, dari salah satu judul antologi cerpen, yaitu Asap
Rokok di Jilbab Santi. Diambilnya judul tersebut, karena di didalamnya terdapat
karakter tokoh Santi yang tersesat dalam mencari arah hidup. Bahkan karakter
seperti Tandijaya, teman-teman Santi, Ibu dan Ayah Santi, memperkuat hadirnya
tokoh Santi dalam menuntun jalan cerita.
Sebenarnya
Santi diceritakan dalam cerpen, yaitu mencari jati diri. Ia seakan-akan
melarikan diri dari realitas yang ada, dengan menyepelakan hal-hal sekitar.
Santi seolah-olah mencari arti hidup, dengan bergaul dengan Juli, Wawan, Agus,
dan Beni, sesekali mencari cinta dengan suami orang yaitu Tandijaya.
Tokoh-tokoh
yang hadir dalam judul cerpen Asap Rokok di Jilbab Santi, sengaja dihadirkan
dan benar-benar dipilih oleh penyair berdasarkan realitas yang ada.
Karakter-karakter di dalamnya sangatlah tidak asing di lingkungan sekitar kita,
bahkan secara sosial kita anggap aneh karena pikiran dan tingkah lakunya yang
tidak seperti biasanya. Santi seorang perempuan sering merokok, bahkan kedua
orangtuanya pun mengetahuinya. Ia menghiraukan untuk berhenti merokok, bahkan
ketika sebelum dan sesudah operasinya pun, ia tetap merokok.
Esai
Santi ketika itu
dirawat di rumah sakit saat tahun baru, hanya ditemani suster yang lalu-lalang
untuk sekadar merawatnya. Tiba-tiba santi merintih untuk meminta sebatang
rokok. Serperti dalam kutipan “diambilnya sebatang rokok yang pangkalnya sudah
keropos. Pangkal rokok itu didekatkan ke bibir Santi.”
Santi
bergurau dengan teman sebaya
Mengingat masa lalunya
ketika menjadi mahasiswa, Santi merupakan gadis yang dapat dikatakan nakal.
Seorang perempuan yang sering bolos kuliah, hal inilah yang menyebakan Santi
tidak dapat menyelesaikan kuliah di tahun seharusnya ia lulus. Apalagi Santi
merupakan perempuan perokok berat. Hal inilah yang menyebakan semakin buruk
citra Santi dilingkungaya, tetapi karena Santi dapat akbrab dengan temanya ia
pun dapat diterima disekitarnya, dengan gurauan dan cerita kecil lucunya yang
dapat membinggungan dan tertawa temanya.
Santi
mencari cinta Tandijaya
Tandijaya merupakan
pegawai beacukai, ia berkenalan dengan Santi di sebuah tempat dengan kondisi
lingkungan yang tak lazim. Santi diceritakan perempuan nakal yang bermain
dengan Tandijaya. Seperti dalam kutipan:
“Seperti biasanya,
taksi sudah siap di depan hotel. Santi tetap ingin pulang sendiri. Tandijaya
membuka tas di ketiak Santi. Dia memasukkanya sejumlah uang ke dalamnya.”
Santi
dengan rokok terkahir
Penyakit Santi sudah
mulai menjadi-jadi, dimulailah operasi dengan didampingi Ibu dan Ayahnya.
Tragedi muncul ketika proses dilakuknya operasi. Datang perempuan gemuk,
mencari Sinta. Ia ingin melabrak Sinta, namun bertemu dengan Ayah dan Ibu
Sinta. Bertengkarlah mereka di ruang tunggu. Seperti dalam kutipan:
“Dua perempuan itu
lantas aling mencakar. Sanggul perempuan gemuk dijambak oleh Nyonya Dahuri
hingga lepas mengelinding ke lantai.”
Setelah kejadian
tersebut, Santi mulai sadarkan diri dengan sebuah kain menutupi kepalanya. Lalu
ia meminta sebatang rokok untuk terakhir kalinya, lalu dilihanya seorang suster
sebuah asap mengepul di jilbab Santi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar